1. Definisi
A.
Definisi Bimbingan
Bimbingan merupakan
terjemahan dari “Guidance” dalam bahasa Inggris. Secara istilah “Guidance”
berasal dari akar kata “Guide” yang berarti: (1) mengarahkan (to direct), (2)
memadu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir ( to steer).
Banyak pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut.
Shertzer dan Stone (1971:
40) mengartikan bimbingan sebagai “... proses of helping an individual to
understand himself and his world. (proses pemberian bantuan kepada individu
agar mampu memahami diri dan lingkungannya).”
Selain itu, bimbingan juga
bisa diartikan sebagai pendampingan dari pembimbing kepada yang dibimbing,
diminta atau tidak, serta dilakukan secara terprogram dan dalam kelompok sampai
individu. Definisi yang lainnya mengenai bimbingan yaitu ”suatu proses dalam
memberikan solusi yang bermanfaat yang bertujuan menemukan jati diri sehingga
konseli dapat bertemu dengan Tuhannya.”
Pakar yang lainnya (Drs. H.
Isep Zainal Arifin, M.Ag. : 2009) mendefinisikan bimbingan yang erat kaitannya
dengan konseling islami, yaitu Irsyad Islami yang berarti proses pemberian
bantuan terhadap diri sendiri (Irsyad Nafsiyah), individu (Irsyad Fardiyah),
atau kelompok kecil (Irsyad Fi’ah qalilah) agar dapat keluar dari berbagai
kesulitan untuk mewujudkan kehidupan pribadi, individu dan kelompok yang salam,
hasanah tayibah dan memperoleh raidha Allah dunia akhirat. pemberian bantuan
tersebut dapat berupa ta’lim, tawjih, nashihah, maw’izhah, dan isytisyfa dalam
bentuk internalisasi dan transmisi pesan-pesan Tuhan.
Setelah mengetahui beberapa
definisi dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan (penyembuhan, panyaluran, adaptasi, pemahaman,
preventif, dan pengembangan) yang bercorak pendampingan dengan tujuan
perkembangan optimal dan menemukan jati diri.
Dari definisi di atas dapat
diangkat beberapa inti sebagai berikut:
a)
Bimbingan merupakan suatu
proses, yang berarti akan terjadi secara berkesinambungan, bukan kegiatan yang
seketika. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
terencana serta terarah pada pencapaian tujuan (goal).
b)
Bimbingan merupakan
“helping” yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan
menunjukan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau
mengambil keputusan adalah individu atau individu sendiri. Ini berarti dalam
proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri.
c)
Bimbingan merupakan
pendampingan, yang menunjukan bahwa pembimbing tidak berpangku tangan meski
yang berperan aktif adalah yang dibimbing.
d)
Tujuan bimbingan adalah
perkembangan optimal dan jati diri, yaitu perkembangan yang sesuai dengan
potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar serta bersifat
dinamis.
B. Definisi Konseling
Shertzer dan Stone (1980)
menyimpulkan bahwa “counseling is an interaction process wich facilitates
meaningful understanding of self and environment and result in the establishment
and/or goals and values of future behaviors. (konseling adalah sebuah proses
interaksi yang memfasilitasi pemahaman mengenai diri dan lingkungan serta hasil
pendirian dan/atau tujuan dan nilai kebiasaan-kebiasaan yang akan datang.)”
Pietrofesa dkk. (1980: 75)
menunjukan beberapa ciri mengenai konseling profesional:
a)
Konseling merupakan suatu
hubungan professional
b)
Konseling diadakan oleh
konselor professional
c)
Dalam konseling, klien
mempelajari keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah
laku atau sikap-sikap baru.
d)
Konseling diadakan
berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor sendiri.
Dari definisi dan ciri-ciri
di atas, dapat dilihat bahwa sangat sulit merumuskan definisi konseling yang
komprehensif. Namun begitu, dapat diamati beberapa generalisasi yang
menggambarkan karakteristik utama kegiatan konseling.
a)
Merupakan hubungan yang
bersifat membantu
b)
Merupakan hubungan yang
bersifat interpersonal
c)
Keefektifan konseling
ditentukan oleh kualitas hubungan konselor dengan kliennya
d)
Tujuan konseling adalah
perubahan perilaku pada diri klien sehingga dapat mencapai keefektifan diri dan
memungkunkan hidupnya lebih produktif dan bermanfaat.
C. Definisi Penyuluhan
Penyuluhan merupakan sebuah
kegiatan pemberian informasi dari pihak penyuluh, yang dilakukan secara
terprogram, diminta atu tidak, dan dalam bentuk kelompok kecil.
D. Definisi Psikoterapi
Dikaitkan dengan disiplin
ilmu keislaman, psikoterapi dapat disebut sebagai Isytisyfa atau Psikoterapi
Islam (Drs. H. Isep Zainal Arifin, M.Ag. : 2009) yang berarti perawatan dan
penyembuhan terhadap gangguan penyakit kejiwaan dan keruhanian melalui
intervensi psikis dengan metode dan teknik yang didasarkan kepada Al-Quran dan
Sunnah.
2.
Landasan
A.
Landasan historis
Perhatian terhadap
pengembangan potensi diri individual telah berkembang sejak zaman Yunani Kuno,
hal ini dipelopori oleh Plato dan Aristoteles. Secara organisatoris dan yuridis
formal, profesi BP/BK menunjukan kondisi yang semakin bagus, hanya saja dalam tataran
implementasi masih mengalami kelemahan dalam berbagai aspeknya, seperti aspek
manajemen, sumber daya (kualitas pribadi dan kemampuan profesional),serta
sarana dan prasarana.
B. Landasan Filosofis
Landasan ini terkait dengan
cara pandang para ahli berdasarkan olah pikirnya tentang hakikat manusia,
tujuan, dan tugasnya hidup di dunia, serta upaya-upaya untuk mengembangkan,
mengangkat, atau memelihara nilai-nilai kemanusiaan manusia. Bimbingan juga
merupakan kegiatan manusiawi yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi
insaniyah manusia, sehingga manusia senantiasa berada di jalur kehidupan yang
beradab, bermartabat dan bermanfaat.
C. Landasan Sosial Budaya
Kebutuhan bimbingan timbul
karena adanya masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan
masyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya, semakin banyak
dan rumit pula maslah yang dihadapi. Dengan kata lain, bimbingan dibutuhkan
karena adanya faktor-faktor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana
individu itu hidup.
Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
a. Adanya perubahan
konstelasi keluarga.
Kecenderungan kehidupan
keluargayang tidak harmonis, sangatlah tidak diharapkan, karena bagaimanapun
keadaan keluarga sangatlah berpengaruh kepada kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara. Keutuhan, kestabilan, dan keharmonisan keluarga yang diwarnai
nilai-nilai agama akan melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia dan juga
suasana kehidupan masyarakat yang harmonis. Apabila yang terjadi malah
sebaliknya, maka ketidakharmonisan yang akan dirasakan.
b. Perkembangan pendidikan
Arah yang meninggi tampak
dalam bertambahnya kesempatan dan kemungkinan bagi siswa untuk mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Arah ini menimbulkan kebutuhan bimbingan bagi
siswa-siswa untuk memilih kelanjutan sekolah yang paling tepat bagi mereka.
c. Perubahan dunia
kerja/karir
Saat ini masalah karir
telah menjadi komponen layanan bimbingan yang lebih penting dibandingkan
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai perubahan, yaitu:
1)
Meningkatnya kebutuhan
terhadap para pekerja yang profesional dan memiliki keterampilan teknik.
2)
Berkembangnya berbagai
jenis pekerjaan sebagai dampak dari penerapan teknologi maju.
3)
Berkembangnya perindustrian
di berbagai daerah.
4)
Berbagai pekerjaan yang
baru memerlukan cara-cara pelayanan yang baru.
5)
Semakin bertambahnya jumlah
para pekerja yang masih berusia terlalu dini untuk bekerja.
d. Perkembangan komunikasi
Dampak media komunikasi
terhadap kehidupan manusia sangat besar, terutama terhadap anak-anak. Dalam hal
ini layanan bimbingan yang memfasilitasi berkembangnya kemampuan anak dalam
mengambil keputusan merupakan pendekatan yang dianggap paling tepat.
e. Seksisme dan rasisme
Seksisme merupakan paham
yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin lainnya.
Sedangkan rasisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu ras dari ras
yang lain. Fenomena ini nampak dari sikap orang tua yang masih memegang budaya
tradisional dalam pemilihan karir bagi anak perempuan, yaitu tidak memberikan
kebebasan untuk memilih sendiri karir yang diminatinya. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka program bimbingan berperan penting dalam upaya membantu orang
tua agar memiliki pemahaman bahwa anak perempuanpun memiliki kebebasan untuk
memiliki peluang yang sama dengan anak laki-laki dalam memilih karir yang
diminatinya.
f. Kesehatan mental
Kesehatan mental ini
berhubungan dengan gangguan emosional atau masalah kejiwaan. Layanan bimbingan
diselenggarakan dalam upaya mengembangkan mental yang sehat, dan menyembuhkan
serta mencegah timbulnya mental yang tidak sehat.
g. Perkembangan teknologi
Terdapat dua masalah
penting yang timbul seiring berkembangnya teknologi dengan pesat. (1)
penggantian tenaga kerja dengan alat-alat mekanis-elektronik, dan hal ini menyebabkan
pengangguran, (2) bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan jabatan baru yang
menghendaki keahlian khusus dan memerlukan pendidikan khusus pula bagi
orang-orangg yang akann menjabatnya. Kedua masalah ini menimbulkan kebutuhan
untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai pilihan jabatan dan cara
memilihnya dengan tepat. Di sinilah bimbingan dirasa diperlukan.
h. Kondisi moral dan
keagamaan
Penilaian terhadap
keyakinan agama sering didasarkan pada kesenangan pribadi, terutama pada kaum
muda saat ini. Hal ini nyatanya akan membawa pada perasaan tertekan dengan
adanya perbedaan antara keyakinan yang dianutnya dan keyakinan yang dianut oleh
masyarakat dan keluarganya sehingga konflikpun dalam dirinya akan semakin
besar. Bimbingan dalam hal ini berusaha mengarahkan individu yang mengalami
konflik tersebut agar konfliknya bisa terselesaikan.
i. Kondisi sosial ekonomi
Faktor ini berkaitan dengan
masalah kecemburuan sosial, tidak percaya diri karena merasa tidak mampu, tidak
nyaman bergaul dengan kalangan orang-orang yang kaya yang ditimbulkan oleh
adanya perbedaan kondisi ekonomi di tengah masyarakat. Untuk menanggulangi
masalah tersebut, diperlukan layanan bimbingan bagi kedua kelopok di atas,
yaitu kelompok yang merasa dirinya kurang mampu dan kelompok yang menamakan
diri sebagai orang kaya.
D. Landasan Religius
Landasan religius bimbingan
secara umum pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai mahluk Tuhan dengan
segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling
(Prayitno dan Erman Amti, 2003: 233).
Al Qur’an dan Sunnah rasul
merupakan landasan utama yang dilihat dari sudut asal-usulnya, merupakan
landasan ‘naqliyah’, maka landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan
konseling Islami yang bersifat ‘aqliyah’ adalah filsafat dan ilmu.
Firman Allah dalam
Al-Quran:
“Demi masa.Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr :1-3)
“Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.” (Q.S. Al Ahzab:21)
Manusia sesuai hakikatnya
diciptakan dalam keadaan yang baik, termulia, sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lainnya namun manusia juga memiliki hawa nafsu dan sifat buruk.
Mengingat berbagai sifat seperti itu, maka diperlukan adanya upaya untuk
menjaga agar manusia tetap menuju kearah bahagia menuju kearah “ahsanitaqwim”
dan tidak terjerumus ke keadaan yang hina atau ke “asfala safilin”.
3.
Ruang Lingkup
Terdapat empat bidang
bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup pelayanan. Keempat bidang
tersebut adalah:
a.
Pengembangan kehidupan
pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami, menilai,
dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b.
Pengembangan kehidupan
sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami dan
menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih
luas.
c.
Pengembangan kemampuan
akademik, yaitu bidang pelayanan yang membantu individu mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d.
Pengembangan karir, yaitu
bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami dan menilai informasi,
serta memilih dan mengambil keputusan karir.
4.
Tujuan
Secara umum tujuan
bimbingan yaitu perkembangan optimal dan menemukan jati diri. Perkembangan
optimal berarti perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai
tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembanga optimal bukan semata-mata
pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi yang dinamis.
Individu mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan perubahan yang sering
terjadi seiring berkebangnya zaman. Menemukan jati diri berarti individu mampu
mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan secara objektif,
mengarahkan sesuai kemampuan, kesempatan dan sistem nilai sehingga dapat
menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Dengan
kata lain, individu dapat sadar akan potensi dan tugasnya sebagai manusia.
5.
Fungsi
·
Pemahaman
·
Preventif
·
Pengembangan
·
Perbaikan (kuratif/korektif)
·
Penyaluran
·
Adaptasi
·
Penyesuaian
6.
Prinsip
·
Guidance is for all
individuals (bimbingan diperuntukan bagi semua individu).
·
Bimbingan menekankan hal
yang positif.
·
Hal yang essensial dalam
bimbingan adalah pengambilan keputusan.
·
Bimbingan berlangsung
diberbagai setting.
7.
Asas-asas
Ø
Rahasia
Ø
Sukarela
Ø
Professional
Ø
Terbuka
Ø
Mandiri
Ø
Harmonis
Ø
Kekinian
Ø
Dinamis
Ø
Terpadu
8.
Unsur-unsur
karena BPI berada dalam
bingkai ilmu dakwah, maka unsur-unsurnya yaitu:
a.
Mursyid yang digolongkan
pada da’i (subjek)
b.
Klien/konseli yang
dogolongkan pada mad’u (objek)
c.
Maudhu (pesan yang
disampaikan melalui metode dan media tertentu)
d.
Uslub
(metode/cara-cara/teknik)Wasa’il (media)
9.
Mursyid
Hakikatnya, mursyid yang
pertama adalah Allah swt., Rasul, dan orang yang beriman. Selain harus
berkarakter dan menyifati diri dengan sifat Tuhan, seorang mursyid harus
memiliki keikhlasan dan keilmuan yang luas.
Pola komunikasi mursyid:
a.
قَوْلاً بَلِيْغَا Menarik
b.
قَوْلاً ثَقِيْلاً Padat dan bermakna
c.
قَوْلاً كَرِيْمَا Memuliakan
d.
قَوْلاً مَيْسُوْرَا
e.
قَوْلاً مَعْرُوْفَا Sesuai dengan kultur
f.
قَوْلاً سَدِيْدً Berkata benar
0 komentar:
Posting Komentar