This is featured post 1 title

Foto ini adalah logo uin syarif hidayatullah jakarta, logo prodi bimbingan penyuluhan islam, logo kegiatan safari dakwah bpi, logo kelompok mahasiswa penyuluh.

This is featured post 2 title

Foto Praktikum Makro dan Praktikum Mikro Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang merupakan sarana bagi Mahasiswa BPI untuk menyalurkan teori yang diperoleh di bangku Perkuliahan ke dalam bentuk aplikatif

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 6 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 6 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 8 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

BIMBINGAN PENYULUHAN SOSIAL

0 komentar

BIMBINGAN PENYULUHAN SOSIAL

1. Pendahuluan

Seringkali kita menganggap bimbingan penyuluhan sosial sama dengan bimbingan penyuluhan di fakultas pendidikan, padahal antara bimbingan penyuluhan sosial dan bimbingan penyuluhan sangat berbeda jauh baik dilihat dari paradigma, orientasi maupun metode pelaksanaannya.
Paradigma bimbingan penyuluhan sosial adalah menggunakan paradigma komunitas artinya obyek utama yang dianggap sentral yang harus diintervensi adalah komunitas dan bukan individu. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan bimbingan penyuluhan biasa yang menjadikan individu atau personal sebagai obyek intervensi.
Karena padigma yang berbeda tersebut maka metode yang digunakan oeh bimbingan penyuluhan sosial juga sangat berbeda dengan bimbingan penyuluhan. bimbingan penyuluhan sosial menggunakan metode intervensi makro dimana pengembangan dan pemberdayaan masyarakatlah yang menjadi sasaran kajian. Metode ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian dalam masyarakat (lebih detail tentang metode ini akan dibahas pada bahasan selanjutnya) Berbeda dengan bimbingan penyuluhan sosial. bimbingan penyuluhan biasa menggunakan Intervensi mikro yang menjadikan individu sebagai obyek utama yang harus diselesaikan masalah-masalahnya.

2. Metode  Bimbingan Penyuluhan Sosial
 Bimbingan Penyuluhan Sosial  memakai pendekatan Intervensi makro atau disebut juga Intervensi komunitas. Intervensi makro merupakan bentuk intervensi langsung yang dirancang dalam rangka melakukan perubahan secara terencana pada tingkat organisasi dan komunitas. Sedangkan metode intervensi yang lebih memfokuskan sasarannya pada tingkat individu, keluarga dan kelompok lebih dikenal dengan sebutan intervensi mikro, seperti apa yang tersirat dalam argumen yang dikemukakan oleh Rotman dan Tropman (1987: h. 3)
 Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok dan keluarga, yaitu : organisasi, komunitas baik ditingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh. Praktek makro berhubungan dengan aspek pelayanan masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersifat klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yang lebih luas dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik dimasyarakat.       

3. Terciptanya Kesadaran Kritis Di Masyarakat
 untuk menciptakan kesadaran kritis di masyarakat maka perlu:
Paradigma kritis/radikal
Pendidikan bagi mereka merupakan arena perjuangan politik. Jika bagi konservatif pendidikan bertujuan untuk menjaga status quo, sementara bagi kaum liberal untuk perubhan moderat, maka paradigma kritis menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam politik ekonomi masyarakat dimana pendidikan berbeda. Bagi mereka kelasd dan diskriminasi gender dalam masyarakat tercermin pula dalam dunia pendidikan. Paham ini bertentangan dengan pandangan kaum liberaldimana pendidikan dianggap terlepas dari persoalan kelas dan gender yang ada dalam masyarakat.
 Dalam prespektif kritis, urusan pendidikan adalah melakukan refleksi kritis, terhadap 'the dominant ideology' kearah transformasi sosial. Tugas utama pendidikan adalahmenciptakan ruang agar sikap kritis terhadap sistem dan struktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju sistem sosial yang lebih adil. Pendidikan tidak mungkin dan tidak bisa bersikap netral, bersikap obyektif maupun berjarak dengan masyarakat (detechmrnt) seperti anjuran positivisme. Visi pendidikan adalah melakukan kritik terhadap sistem dominan sebagai pemilihan terhadap rakyat kecil dan yang tertindas untuk mencipta sistem sosial baru dan lebih adil. Dalam prespektif kritis, pendidikan harus mampu menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis untuk trandformasi sosial. Dengan kata lain tugas lutama pendidikan adalah 'memanusiakan' kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena sistem dan struktur yang tidak adil.


Implikasi paradigma pendidikan dalam metedeologi

Bagaimana implikasi ketiga pandangan pendidikan tersebut terhadao metodologi pendekatan pendidikan. Untuk itu saya meminjam analisis Freire (1970) dalam membagi metodologi pendidikan dalam tiga kerangka yang didasarkan pada kesadaran ideologi masyarakat. Meskipun Freire lebih dikenal sebagai tokoh pendidikan, namun kerangka analisisnya banyak dipergunakan justru untuk melihat kaitan ideologi dalam perubahan sosial. Terma pokok gagasan Freire pada dasarnya mengacu pada suatu landasan bahwa pendidikan adalah 'proses memanusiakan manusia kembali". Gagasaan ini beraangkat dari suatu analisis bahwa sistem kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya, membuait masyarakat mengalami proses 'demumanisasi'. Pendidikan sebagai bagian dari sistem masyarakat ustru menjadi pelanggeng proses dehumanisasi tersebut. Secara lebih rinci Freire menjelaskan prses dehumanisasi tersebut dengan menganalisis tentang kesadaran atau pandangan hidup mqasyarakat terhadap diri mereka sendir. Freire menggolongkan kesadaranmanusia menjadi : kesadaran magis (magical cosciousness), kesadaran naif  (naivalcosciousness), dan kesadaran kritis (criticalcosciousness) . bagaaimana kesadaran tersebut dan kaitannya dengan sistem pendidikan dapat secara sederhana diuraikan sebagai berikut.
 Pertama kesadaran magis, yakni suatu kesadaran masyarakat yang tidak mampu mengetahui kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya saja masyarakat miskin yang tidak mampu melihat kaitan kemiskinan mereka dengan sistem polotik dan kebudayaan. Kesadaran magis lebih melihat faktor diluar manusia (natural maupun supra natural) sebagai penyebab dan takberdayaan. Dalam dunia pendidikan, jika proses belajar mengajar tidak mampu melakukan analisis terhadap suatu masalahmaka proses belajar mengajar tersebut dalam prespektif Freirean disebut sebagai pedidikan fatalistik. Proses pendidikan model ini tidak memberikan kemampuan analisis, kaitan antara sistem dan struktur terhadap sustu permasalahan masyarakat. Murid secara dogmatik menerima 'kebenaran' dari guru, tanpa ada mekanisme untuk memahami 'makna' ideologi dari setiap konsepsi atas kehidupanmasyarakat.
 Yang kedua adalah kesadaran naif, keadaan yang dikategorikan dalam kesadaran ini adalah lebih melihat 'asapek manusia' menjadai akar penyebab masalah dalam masyarakat. Dalam kesadaran ini 'masalah etika, kreativitas, 'need for achevement' dianggap sebaagi penentu perubahan sosial. Jadi dalam menganalisis mengapa suatu masyarakat miskin, bagi mereka disebabkan 'salah' masyarakat sendiri, yakni mereka malas, tidak memiliki kewiraswastaan, atau tidak memiliki budaya 'membangun' dan seterusnya. Oleh karena itu 'man power development' adalah sesuatu yang diharapkan akanmenjadi pemicu perubahan. Pendidikan dalam konteks ini jugatidak empertanyakan sistem dan struktur, bahkan sistem dan struktur yangada adalah sudah baik dan benar, merupakan faktor 'given' dan oleh sebab itu tidak perlu dipertanyakan. Tugas pendidikan adlah bagaiman membuat danmengarahkan agar murid bisa masuk beradaptasi dengan sistem yang sudah benar tersebut.
 Kesadaran ketiga disebut sebagai kesadaran kritis. Kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Pendekatan struktyural menghindari 'blaming the victim' dan lebih mengaanalisis untuk lebih secara kritis menyadari struktur dan sistem sosial, politik, ekonomi dan budaya dan akibatnya pada keadaan masyarakat. Paradigma kritis dalam pendidikan, melatih murid untuk mempu mengidentivikasi 'ketidakadilan' dalam sistem dan struktur yang ada, kemudian mampu melakukan analisis bagaimana sistem dan struktur itu bekerja, serta bagaiman mentransformasikannya. Tugas pendidikan dalam paradigma kritis adalah menciptakan ruang dan keselamatan agar peserta pendidikan terlibat daslam suatu proses penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan lebih baik.

LOGO BPI

0 komentar


 
 FILOSOFI  LOGO BPI UIN JAKARTA

       Makna Lambang

            Logo Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) merupakan amanat Rapat ........................................................ Logo BPI ini disetujui pada hari kamis, 4 Agustus 2011 dengan mengandung 5 (lima) karakter utama. Yaitu : Keislaman, Keilmuan, Kekeluargaan, Kesetaraan dan Globalisme. Ciri atau karakter tersebut tercermin dalam logo baru dengan penjelasan sebagai berikut :

A.  Kitab/ Buku
1. Menggambarkan al-Quran sebagai petunjuk utama manusia dalam menjalankan aktifitasnya serta sebagai petunjuk dalam aqidah, akhlak dan moral civitas akademika untuk terus menumbuhkan kesadaran dan inspirasi dalam menaati kaidah hukum yang berlaku;
2. Menggambarkan himpunan ilmu pengetahuan sebagai kunci keberhasilan civitas akademika dalam mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dalam program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam;
3.    Menggambarkan ilmu pengetahuan yang tertulis sebagai kunci utama dalam membuka cakrawala dan kualitas diri seluruh civitas akademika di era modern yang harus terus digali, diriset dan dikembangkan oleh program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

B.  Garis Pembatas Kitab/ Buku dengan warna Hijau
1. Menggambarkan integrasi antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama sebagai dasar dan acuan kegiatan belajar mengajar bagi seluruh civitas di prodi BPI.
2.   Melambangkan kitab sebagai ilmu agama yang menjadi pembatas atau batasan-batasan yang harus diikuti dan ditaati oleh semua Civitas Bimbingan dan Penyuluhan Islam dalam mengenyam pendidikan dalam program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

C.  Garis Edar Elektron dengan warna Emas
1.   Menggambarkan lintasan ilmu pengetahuan yang luas dan menyeluruh dan terus menerus digali, diriset dan dikembangkan dalam bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam;
2. Menggambarkan dinamisme kehidupan seluruh civitas akademika Prodi BPI yang harus senantiasa direspon oleh jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
3. Melambangkan cita-cita jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang luhur dan murni dengan menuju masa keemasan dan kecemerlangan.

D.  Garis Edar Elektron Berbentuk Hati
Menggambarkan landasan persaudaraan sesama mahasiswa dan civitas akademika Bimbingan dan Penyuluhan Islam dengan rasa saling meghargai, menghormati dan menyayangi;

E.   Garis Putih pada Kata-kata BPI
Menggambarkan tali pengikat prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam sebagai prodi yang kuat, istiqomah dan pemersatu keberagamaan civitas akademika dengan semangat kebersamaan dan selalu mengedepankan kejernihan dan ketajaman intelektual.

F.   Garis Hijau pada Kata-kata BPI
Menggambarkan ukhuwah Islamiyah yang kuat, jernih dan Islami yang mendalam dengan ikatan tali putih dan hijau dalam ikatan prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

G.  Empat Tangan dalam Garis Edar Elekron
1.  Menggambarkan keberagaman mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru daerah dengan tujuan yang sama dalam mencari, meneliti, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam;
2. Menggambarkan persatuan dan kesatuan civitas akademika jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam dengan semangat kebersamaan, gotong royong dan asas kekeluargaan;
3. Menggambarkan menyatunya seluruh perangakat civitas akademika Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam sehingga saling menghormati, menghargai dan menyayangi.

H.  Warna Ungu dalam tulisan BPI
Menggambarkan kesetaran gender dengan semangat feminis yang mempunyai tujuan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam mempunyai hak dan kewajiban yang sama, dan tidak ada diskriminasi. Dalam melakulan kegiatan pemberdayaan umat, kegiatan dibuat harus berdasarkan perspektif kelayan bukan dari sudut kepentingan jenis kelamin tertentu.

I.     Warna Hijau dalam tulisan Bimbingan dan Penyuluhan
Menggambarkan bahwa pembelajaran di Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam selalu mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan ilmu agama sebagai dasar acuan dalam pemberdayaan umat dan pengembangan sumber daya masyarakat dan civitas akademikan di Prodi BPI.

J.    Warna Biru Muda dalam tulisan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menggambarkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang daripadanya warna biru melambangkan kedalaman Ilmu, kedamaian dan kepulauan Nusantara yang berada diantara dua lautan besar, sebuah wilayah yang mempertemukan berbagai peradaban dunia.

Nama-nama Dosen Bpi Uin Jakarta

0 komentar


Data dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS:
No.
Nama Dosen Tetap

 NIDN**
Tgl. Lahir
Jabatan Akademik***
Gelar Akademik
Pendidikan S1, S2, S3  dan Asal Universitas
Bidang Keahlian untuk Setiap Jenjang Pendidikan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Prof.Dr.Hj.Ismah Salman,M.Hum
 2015054701
Sigli
    15-5-1947
Guru Besar***
Prof.Dr, M.Hum
S1:IAINAr-Raniry Aceh
S2:  UI
S3:UIN Jakarta
1.Ilmu Dakwah
2.kajian Wanita
3.Pengkajian
    Islam
2
Prof.Dr.Daud Efendi,MA
2004054901
Magelang
04-5-1949
Guru Besar***
Prof.Dr.
S1:IAINJakarta
S3:UIN Jakarta
1.Pedagogik
2.Pengkajian  
   Islam
4
Drs. Mahmud  
        Djalal MA
2022045201
Padang
22-4-1952
Lektor Kepala***
Drs,MA
S1: IAIN Jakarta
S2: UM Jakarta
1.Pendidikan
   Agama Islam
2.Magister Studi
   Islam
5
Drs.Azwar Chatib, M.Si
2001055501
Bukit Tinggi
01-05-1955
Lektor***
Drs, M. Si
S1: UIN Jakarta
S2: Univ. Muhm Jkt
1.Ushuluddin
   (Dakwah)
2.Pengkj.Islam
6
Dra.Asriati Jami,M.Hum
2022046101
Jakarta
22-04-1961
Lektor Kepala***
Dra, M.Hum
S1: IAIN Jakarta
S2: UI
1.Pendikan  
   Bhs.inggris 
2.Kajian Wanita
7
Drs.M Lutfi MA
2006106701
Padang
06-10-1967
Lektor Kepala***
Drs.MA
S1:IAIN Imam
      Bonjol Pdg 
S2:UM Jakarta     
1.Dakwah
    (BPM)  
2. Studi Islam
8
Dra. Nasichah MA.
2026116701
Pemalang
26-11-1967
Lektor***
Dra, MA
S1:IAIN Sunan
      Kalijaga
S2:IAIN Jakarta
1.Bimbingan
   Penyuluhan
2.Ilmu Dakwah
9.
Dra.Musfirah Nurlaily, MA
2012047101
Jakarta
12-04-1971
Lektor***
Dra, MA
S1:IAIN Jakarta
S2:IAIN Jakarta
1.Peradilan 
   Agama
2.Syari’ah
10
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si
2007066901
Jombang
07-06-1969
Lektor***
Dra, M.Si
S1:IAIN Jakarta
S2: IPB
1.Ushuluddin
2.Ilmu
   Penyuluhan  
  Pembangunan
11
Drs. Sugiharto, MA
2006086801
Brebes
06-08-1966
Lektor***
Drs, MA
S1:IAIN Jakarta
S2: UM Jakarta
1.Ushuluddin
2.Pemikiran
   Agama
12
Dr. Suparto, M.Ed, MA
2030037101
Tegal
30-03-1971
Lektor Kepala***
Dr, M.Ed, MA
S1:IAIN Jakarta
S2: Monash
      Australia
S3: Adelaide
      Australia
1.Pendidikan
    Bhs Arab
2.Socilogy of
    Education
3. Socilogy of
    Education
13
Artiarini Puspita Arwan, M.Psi, Psikolog

Tangerang
09-11-1986
Lektor
M.Psi
 S1: UI
 S2: UI
1.Psikologi
2.Psikologi Profesi Pendidikan
13.
Fauzun Jamal, Lc, MA
Pariaman
21-10-1974
Asisten Ahli
Lc, MA
S1:Al-Azhar,
      Cairo
S2: IAIN Jakarta
1.Ushuluddin
2.Pengkajian
   Islam
14.
Kholis Ridho, S.Ag, M.Si
Jember
14-01-1978
Asisten Ahli
S.Ag, M.Si
S1: IAIN Jakarta
S2: UI
1.Ushuluddin
2.Sosiologi